Tahta Itu Berdarah Oleh Keheningan, Karena Tak Ada Lagi Yang Berani Menyebut Nama Kita Episode 1: Bunga Plum di Musim Dingin Angin berdes...

Cerpen Keren: Tahta Itu Berdarah Oleh Keheningan, Karena Tak Ada Lagi Yang Berani Menyebut Nama Kita Cerpen Keren: Tahta Itu Berdarah Oleh Keheningan, Karena Tak Ada Lagi Yang Berani Menyebut Nama Kita

Cerpen Keren: Tahta Itu Berdarah Oleh Keheningan, Karena Tak Ada Lagi Yang Berani Menyebut Nama Kita

Cerpen Keren: Tahta Itu Berdarah Oleh Keheningan, Karena Tak Ada Lagi Yang Berani Menyebut Nama Kita

Tahta Itu Berdarah Oleh Keheningan, Karena Tak Ada Lagi Yang Berani Menyebut Nama Kita

Episode 1: Bunga Plum di Musim Dingin

Angin berdesir melalui Hutan Batu Giok, membawa aroma dingin dan debu. Di tengah taman yang sunyi, seorang gadis, LIAN XING, berdiri di bawah pohon plum yang tengah berbunga di musim dingin. Bunga-bunga putih itu kontras tajam dengan gaun hitamnya. Ia memejamkan mata, seolah mendengarkan sesuatu yang tak bisa didengar orang lain.

"Seratus tahun… selalu di sini… menunggumu," bisiknya, nyaris tak terdengar.

Lian Xing bukanlah gadis biasa. Di usia yang masih muda, ia sudah dikenal sebagai strategis ulung, penasihat TAK TERTANDINGI bagi Pangeran Kedua, ZHEN WEI. Pangeran yang ambisius, namun selalu dihantui kegelapan masa lalu.


Episode 2: Gema dari Masa Lalu

Suatu malam, di tengah badai petir yang mengguncang istana, Lian Xing mendengar suara piano yang familiar. Nada-nadanya MENYAYAT HATI, penuh kerinduan dan penyesalan. Padahal, piano sudah lama tak dimainkan di istana itu. Alat musik itu adalah milik Kaisar sebelumnya, Kaisar Long Wei, sosok yang misterius dan tragis.

Ia mengikuti suara itu hingga ke Paviliun Bulan Sabit, tempat piano tua itu berdebu dan terbengkalai. Di sana, ia menemukan Pangeran Zhen Wei, tangannya gemetar menyentuh tuts piano yang berkarat.

"Suara ini... aku merasa pernah mendengarnya," kata Zhen Wei, matanya berkilat aneh. "Seperti... gema dari kehidupan lain."

Lian Xing terdiam. Ia merasakan debaran aneh di dadanya. Ia tahu, ada RAHASIA KELAM yang tersembunyi di balik masa lalu mereka.


Episode 3: Takdir yang Terjalin Kembali

Lian Xing mulai menyelidiki masa lalu Kaisar Long Wei. Ia menemukan catatan-catatan tersembunyi, surat-surat rahasia, dan lukisan-lukisan yang disembunyikan. Semakin dalam ia menggali, semakin jelas ia melihat bayangan masa lalu mereka.

Seratus tahun lalu, di era kekaisaran yang berbeda, Lian Xing adalah MEI LAN, seorang selir kesayangan Kaisar Long Wei. Long Wei adalah sosok kaisar yang bijaksana, namun terjebak dalam intrik politik dan pengkhianatan. Mereka saling mencintai, namun cinta mereka TERLARANG.

Seorang menteri pengkhianat, Pengkhianat Itu BERNAMA FENG DAO, menjebak Mei Lan, menuduhnya berkhianat dan meracuni Kaisar Long Wei. Kaisar Long Wei, yang dipenuhi keraguan dan tertekan oleh intrik, terpaksa menghukum mati Mei Lan.

Sebelum kematiannya, Mei Lan bersumpah akan KEMBALI, membalas dendam, dan mengungkap kebenaran. Long Wei bersumpah akan MENUNGGU, mencari Mei Lan di setiap reinkarnasi.


Episode 4: Kebenaran yang Menyayat Hati

Lian Xing menyadari bahwa Pangeran Zhen Wei adalah reinkarnasi Kaisar Long Wei. Dan ia, adalah reinkarnasi Mei Lan.

Namun, kebenaran yang SESUNGGUHNYA lebih pahit dari yang ia bayangkan. Feng Dao, pengkhianat seratus tahun lalu, juga telah bereinkarnasi. Ia adalah Perdana Menteri saat ini, ZHOU YAN, orang yang paling berkuasa di istana.

Zhou Yan terus menghasut Pangeran Zhen Wei, memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri. Ia ingin merebut tahta dan mengulangi sejarah kelam.


Episode 5: Balas Dendam dalam Keheningan

Lian Xing tahu, ia tidak bisa membiarkan Zhou Yan berhasil. Namun, ia tidak ingin membalas dendam dengan kemarahan dan kekerasan. Ia ingin membalas dendam dengan KEHENINGAN.

Ia menggunakan kecerdasannya untuk mengungkap kejahatan Zhou Yan. Ia mengumpulkan bukti-bukti pengkhianatan Zhou Yan dan menyerahkannya kepada Kaisar yang tengah sakit.

Kaisar murka dan memerintahkan penangkapan Zhou Yan. Zhou Yan mencoba melarikan diri, namun ia dihadapkan oleh Pangeran Zhen Wei.

"Mengapa? Mengapa kau mengkhianati kami?" tanya Zhen Wei, suaranya bergetar.

Zhou Yan tertawa sinis. "Karena kekuasaan adalah segalanya! Dan aku tidak akan pernah membiarkan kalian menghalangiku!"

Zhen Wei mengangkat pedangnya. Namun, ia tidak membunuh Zhou Yan. Ia hanya melumpuhkannya, membiarkannya ditangkap dan diadili.

"Aku tidak akan membiarkan kebencian menguasai diriku. Aku akan mengampuni, bukan karena aku lemah, tapi karena aku KUAT," kata Zhen Wei, menatap Zhou Yan dengan tatapan dingin.


Episode 6: Pengampunan yang Menusuk

Zhou Yan dihukum mati atas pengkhianatannya. Istana kembali tenang. Pangeran Zhen Wei naik tahta, menjadi kaisar yang bijaksana dan adil.

Lian Xing tetap berada di sisinya, sebagai penasihat dan BELAHAN JIWA. Mereka tidak pernah melupakan masa lalu mereka, namun mereka tidak membiarkan masa lalu itu menghantui mereka.

Suatu malam, Lian Xing berdiri di bawah pohon plum yang tengah berbunga di musim dingin. Kaisar Zhen Wei datang menghampirinya.

"Apakah kau bahagia?" tanyanya.

Lian Xing tersenyum. "Aku menemukan kedamaian. Kita telah membalas dendam, bukan dengan darah, tapi dengan keheningan dan pengampunan."

Kaisar Zhen Wei menggenggam tangannya. "Kita telah mematahkan kutukan masa lalu."

Mereka berdua terdiam, menatap bunga-bunga plum yang berguguran. Lalu, angin berdesir, membawa bisikan dari kehidupan sebelumnya...

"Di sanalah... janji itu diukir... di hati yang terluka..."

You Might Also Like: 0895403292432 Distributor Skincare

0 Comments: