Cinta yang Menemukan Jalannya
Di tengah gemerisik dedaunan maple yang memerah di musim gugur, seorang wanita bernama Mei Lian berdiri. Rambutnya tergerai panjang, diterpa angin yang membawa aroma tanah basah dan kenangan LAMBANG yang jauh. Ia merasa seolah pernah berdiri di tempat ini sebelumnya, ratusan tahun lalu, di bawah langit yang sama namun menyaksikan tragedi yang berbeda.
Seratus tahun telah berlalu sejak Lin Wei, seorang jenderal muda yang gagah berani, mengkhianati cintanya, seorang putri bernama Hua Rou. Lin Wei haus akan kekuasaan, dan demi ambisinya, ia menjebak Hua Rou dalam pengkhianatan palsu, membuatnya dieksekusi di depan umum. Hua Rou, sebelum menghembuskan nafas terakhir, bersumpah: "Jiwa kita akan TERUS terikat, dan di kehidupan mendatang, aku akan menagih janji pengkhianatanmu."
Mei Lian, tidak tahu-menahu tentang reinkarnasinya, bekerja sebagai seorang kurator di sebuah museum kuno. Suatu hari, ia ditugaskan untuk mengatalogkan sebuah gulungan lukisan kuno yang baru ditemukan. Saat membuka gulungan itu, jantungnya berdegup kencang. Lukisan itu menggambarkan seorang putri dengan tatapan yang SAMA persis dengan tatapannya sendiri, berdiri di depan seorang jenderal yang... wajahnya tak asing.
Kemudian, ia bertemu dengan Jian, seorang arsitek muda yang penuh misteri. Senyumnya, caranya berbicara, semuanya terasa familier, MENGGEMA dengan sesuatu dari masa lalu. Saat mereka berinteraksi, Mei Lian mulai mengalami deja vu yang intens, mimpi-mimpi aneh tentang istana megah dan pedang berlumuran darah. Jian pun merasakan hal yang sama, seolah ada ikatan kuat yang tak terlihat menarik mereka berdua.
"Apakah... apakah kau merasakan sesuatu yang aneh, Mei Lian?" tanya Jian suatu malam, di bawah sinar bulan.
Mei Lian mengangguk. "Seperti... kita pernah saling mengenal sebelumnya, di kehidupan yang lain."
Perlahan, potongan-potongan ingatan dari kehidupan lampau mulai bermunculan. Adegan-adegan tragis tentang pengkhianatan, kebencian, dan cinta yang mendalam terungkap satu per satu. Mei Lian akhirnya menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi dari Hua Rou, dan Jian adalah reinkarnasi dari Lin Wei.
Namun, ada satu fakta pahit yang terungkap: Lin Wei tidak benar-benar ingin mengkhianati Hua Rou. Ia dijebak oleh seorang menteri korup yang haus akan kekuasaan. Lin Wei, demi melindungi Hua Rou dan kerajaannya, terpaksa menuruti perintah menteri tersebut.
Saat Mei Lian mengetahui kebenaran ini, amarahnya lenyap. Dendam yang membara selama seratus tahun tiba-tiba meredup. Ia menatap Jian dengan tatapan kosong, tanpa amarah, tanpa kebencian.
"Aku tahu sekarang," bisik Mei Lian.
Jian menunduk, merasa bersalah dan malu. "Maafkan aku, Hua Rou. Aku..."
Mei Lian mengangkat tangannya, menghentikan Jian. Ia tidak ingin mendengar penjelasan apa pun. Ia tidak ingin membalas dendam dengan kemarahan. Ia hanya ingin berdamai.
Mei Lian berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Jian yang terdiam membatu. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Keheningannya lebih menusuk daripada seribu pedang. Pengampunan yang ia berikan, tanpa sepatah kata pun, adalah hukuman terberat bagi Jian.
Di belakangnya, Mei Lian mendengar bisikan angin yang seolah berbisik, "...Janji itu... telah ditagih..."
You Might Also Like: Cari Skincare Aman Ini Yang Teruji
0 Comments: