Rahasia yang Menjadi Legenda Babak 1: Bunga Lian yang Mekar Kembali Seratus tahun lalu, di tengah hiruk pikuk Kota Chang'an, Lady Ba...

Cerpen Seru: Rahasia Yang Menjadi Legenda Cerpen Seru: Rahasia Yang Menjadi Legenda

Cerpen Seru: Rahasia Yang Menjadi Legenda

Cerpen Seru: Rahasia Yang Menjadi Legenda

Rahasia yang Menjadi Legenda

Babak 1: Bunga Lian yang Mekar Kembali

Seratus tahun lalu, di tengah hiruk pikuk Kota Chang'an, Lady Bai Lian, seorang penyair yang kecantikannya menandingi indahnya puisi yang ia ciptakan, jatuh cinta pada Jenderal Zhao Yun, seorang pahlawan perang berhati mulia. Cinta mereka bagai bunga lian (teratai) yang mekar di tengah lumpur, indah namun penuh dosa. Zhao Yun, terikat janji pada kekaisaran, tak bisa menikahi Bai Lian. Ia memilih mengkhianati hatinya, menikahi putri kaisar demi kejayaan. Bai Lian, hancur berkeping-keping, mengakhiri hidupnya di bawah pohon persik yang sedang berbunga lebat, berjanji akan kembali untuk membalas dendam… bukan dengan darah, namun dengan cara yang jauh lebih menyakitkan.

Seratus tahun kemudian, di Shanghai yang gemerlap, lahirlah Lin Wei, seorang desainer interior yang memiliki firasat aneh tentang masa lalu. Ia kerap bermimpi tentang taman persik yang berlumuran darah dan suara seorang pria yang memanggil namanya, "Lian…". Suara itu menusuk jiwanya, terasa familiar sekaligus menyakitkan.

Di sisi lain, Zhao Feng, seorang CEO muda yang dingin dan berkuasa, merasa ada kekosongan abadi dalam hatinya. Ia dikelilingi kemewahan, namun jiwanya terasa hampa. Ia terobsesi dengan bunga lian, memenuhinya di setiap sudut apartemennya. Ia merasa tarikan yang tak terjelaskan pada Lin Wei, seorang wanita yang baru pertama kali ditemuinya namun terasa seperti bagian dari dirinya yang hilang.

Babak 2: Bisikan dari Kehidupan Lampau

Pertemuan Lin Wei dan Zhao Feng tak terhindarkan. Proyek renovasi kantor Zhao Feng menempatkan Lin Wei tepat di jalurnya. Sentuhan Lin Wei pada desain interior kantor itu, yang secara intuitif mengikuti gaya arsitektur Dinasti Tang, membuat Zhao Feng terpana. Ia merasakan déjà vu yang kuat, seolah ia pernah berada di tempat itu, bersama Lin Wei, seratus tahun lalu.

Mimpi-mimpi Lin Wei semakin intens. Ia mulai melihat cuplikan kehidupan Bai Lian, cinta terlarangnya dengan Jenderal Zhao Yun, dan pengkhianatan yang menghancurkan hatinya. Ia menyadari bahwa Zhao Feng adalah reinkarnasi Jenderal Zhao Yun.

Zhao Feng, di sisi lain, mulai mengingat pecahan-pecahan masa lalu. Ia melihat wajah Bai Lian di setiap bunga lian, mendengar suaranya di setiap hembusan angin. Ia merasakan penyesalan yang mendalam atas pengkhianatannya di masa lalu.

Babak 3: Kebenaran yang Membakar Jiwa

Secara perlahan, misteri masa lalu mereka terungkap. Seorang biarawan tua di kuil terpencil menceritakan legenda Lady Bai Lian dan Jenderal Zhao Yun. Ia mengungkapkan bahwa dosa Zhao Yun di masa lalu telah menghantuinya selama seratus tahun. Ia terjebak dalam siklus reinkarnasi, terus-menerus mencari dan kehilangan Bai Lian, dihukum dengan kekosongan abadi.

Lin Wei, sebagai Bai Lian yang terlahir kembali, memiliki kekuatan untuk memutus siklus itu. Ia bisa membalas dendam dengan menghancurkan Zhao Feng, atau… memaafkannya.

Saat kebenaran terungkap, Zhao Feng berlutut di hadapan Lin Wei, air mata membasahi pipinya. Ia memohon ampunan atas dosanya di masa lalu. Ia siap menerima hukuman apa pun yang pantas ia terima.

Babak 4: Keheningan dan Pengampunan

Lin Wei menatap Zhao Feng dengan tatapan dingin. Tidak ada kemarahan, tidak ada kebencian, hanya kehampaan yang mendalam. Ia tahu bahwa membalas dendam tidak akan mengembalikan kedamaian dalam jiwanya.

Ia memilih jalan yang lebih sulit, jalan pengampunan.

Dengan suara tenang, ia berkata, "Kau telah menderita selama seratus tahun. Itu hukuman yang lebih berat daripada kematian."

Ia membiarkan Zhao Feng hidup, membiarkannya membawa beban penyesalannya seumur hidupnya. Pembalasan dendamnya bukan dengan kemarahan, melainkan dengan keheningan dan pengampunan yang menusuk. Ia memutus ikatan mereka, melepaskan Zhao Feng dari belenggu masa lalu.

Epilog

Lin Wei meninggalkan Shanghai, memulai hidup baru di pedesaan. Ia menanam taman persik di depan rumahnya, sebagai pengingat akan masa lalu. Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, ia mendengar bisikan lembut di telinganya:

"Lian… tunggu aku…"

You Might Also Like: 0895403292432 Peluang Bisnis Kosmetik

0 Comments: